Senin, 07 April 2014

Artikel pembelajaran kooperatif dalam menyimak


Pembelajaran kooperatif dalam menyimak

Dalam berbahasa terdapat keterampilan menyimak merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran, karena terdapat aktivitas lebih dari sekedar mendengar atau mendengarkan, seperti menilai dan memahami makna yang terdapat pada bahan simakan. Tarigan (1991:4) mengatakan bahwa Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak dapat dikatakan sebagai sarana untuk memulai produksi bahasa lisan. Akan tetapi, Rivers (dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:91) menyatakan bahwa menyimak terletak pada satu level yang sama dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya (berbicara, membaca, dan menulis) dan keempatnya saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu dari keempat kemampuan itu harus diajarkan secara bersamaan agar kemampuan yang satu dengan yang lain dapat menguat dan saling berkembang. Selain itu Zahro (2010:27) “menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami sekitarnya, dengan menginterprestasikan apa yang didengar dari suara disekitarnya”. Sementara itu menurut Aminatul menyimak tidak hanya mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan lambang-lambang lisan tetapi menyimak juga menuntut seorang penyimak mendengarkan dengan pemahaman sehingga pesan atau maksud yang akan di sampaikan oleh pembicara dapat ditangkap secara baik dan benar. Dari pernyataan tersebut unsur pengetahuan kebahasaan dan unsur linguistik sangat berpengaruh dalam menyimak. Zahro (2011:7) menyatakan unsur menyimak berkaitan dengan permasalahan intonasi, fonetik, kosakata, struktur, kompetensi komunikatif, dan kultur/budaya dalam berbicara. Permasalahan intonasi dan fonetik disini berhubungan dengan bunyi segmental dan nonsegmental. Kosakata disini meliputi pemahaman dalam menyimak harus diselaraskan dengan konteksnya. Kompetensi komunikatif dalam menyimak sendri digunakan agar hasil simakan dapat bersifat komunikatif dan berpengaruh terhadap konteksnya. Kultur budaya sendiri memperhatikan tuturan budaya pada masyarakatnya sehingga merupakan unsur penting dalam menyimak. Oleh karena itu, keterampilan menyimak juga sangat berperan penting dalam memperlancar komunikasi lisan karena akan berhubungan dengan aspek berbahasa lainnya.
Dari paparan di atas kita mengetahui bahwa aktifitas menyimak sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia dan dalam proses pembelajaran sehingga strategi kooperatif dalam pembelajaran menyimak merupakan butir-butir penting dalam strategi pembelajaran, termasuk pengajaran menyimak. Strategi belajar kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kesadaran tersebut menumbuhkan pemikiran bahwa keberhasilan pembelajaran menjadi tujuan semua peserta didik dengan segala latar belakangnya. Strategi pembelajaran kooperatif, memungkinkan siswa yang pandai untuk terus maju pesat tanpa meninggalkan siswa yang lain. Sesuai dengan pernyataan Sanjaya (2009, dalam Zahro, 2010:10) “pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.  
Menurut Alwi (2001,dalam Zahro,2010:1) menyatakan bahwa “Strategi secara umum diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Jadi, bisa dikatakan dalam konteks pembelajaran, sasaran khusus berarti kemampuan menguasi pelajaran yang sedang dipelajari. Untuk mencapai sasaran tersebut sumber daya meliputi guru, siswa, sarana prasarana, sumber belajar, dan media harus dimanfaatkan.
Dalam pebelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk saling berhubungan social antara siswa dengan siswa bahkan bisa juga dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (1983, dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:4) “ bahwa belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership)”. Sementara itu menurut Fitri menyatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan”.
Strategi kooperatif sangat sesuai untuk diterapakan dalam pembelajaran menyimak yang menuntut agar siswa mempunyai pengalaman sebanyak-banyaknya dalam menyimak. Strategi kooperatif pembelajaran menyimak menurut Zahro dan Sulistyorini (2010:35) terdapat lima strategi pembelajaran kooperatif, yang pertama adalah Strategi belajar bersama, strategi ini dimulai dari pembagian siswa berkelompok. Strategi ini mewajibkan siswa untuk bekerja sama dalam proses penyelesaian tugas yang telah diberikan. Dalam proses ini guru akan sulit membedakan kemampuan Antara setiap individu sehingga guru harus aktif memantau kinerja setiap anggota kelompok. Untuk menanggulangi ketergantungan didalam kelompok, dapat memberikan tugas yang berbeda pada setiap anggota kelompok, agar setiap anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Akan tetapi, dalam penyelesaian tugas semua anggota kelompok harus bekerja sama. Strategi belajar bersama sangat baik untuk membangun kecerdasan sosial karena dalam setiap pembelajaran setiap siswa diharuskan berinteraksi kepada temannya untuk menyelesaikan tugas kelompok. Dalam Interaksi ini bertujuan agar siswa dapat memiliki kesadar mengenai tugas itu adalah tanggungjawab bersama dalam kelompok. Contoh kegiatan belajar bersama yaitu menyimak berita, keakuratan siswa dalam menyimak berita dapat diukur dengan pemberian tugas berbeda-beda yang terkait dengan materi yang disimak. Sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas tersebut. Strategi kedua terdapat Strategi Problem Posing. Problem posing adalah kegiatan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, atau membuat masalah. Chotimah dan Dwitasari ( 2009,dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:53) “ mengartikan problem posing dengan pembentukan soal”. Problem posing digunakan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi simakan. Dalam penggunaan strategi ini siswa diharapkan membuat pertanyaan terhadap materi yang disimak, sehingga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menyimaknya. Keharusan dalam membuat dan menjawab pertanyaan akan membuat siswa menjadi termotivasi dalam menyimak. Strategi ini bertujuan untuk membuat siswa lebih dapat berfikir kritis dalam membangun sebuah pertanyaan sehingga guru pun mudah mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai materi berdasarkan pertanyaan tersebut. Ketiga terdapat Strategi Student Teams Achievement Divisional (STAD), STAD ini bertujuan agar siswa dapat termotivasi dalam menguasai pembelajaran. Penjelasan ini didukung Slavin (1996,dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:68) menjelaskan bahwa “gagasan utama strategi pembelajaran Student Teams Achievement Divisional (STAD) adalah memotivasi siswa dalam menguasai pembelajaran yang disampaikan oleh guru”. Siswa diharapkan saling membantu dalam kelompok untuk mempelajari materi yang dipelajari, tetapi disisi lain siswa dalam kelompok diharapkan memperoleh skor terbaik diantara skor anggota kelompok yang lain. Dalam pembelajaran ini guru memberikan sebuah kuis yang akan lebih memotivasi dan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukan simakan dengan maksimal. Keharusan siswa menjawab kuis mendorong siswa agar dalam memperhatikan materi dan memahami materi dengan serius secara individu dan dalam kelompok tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang tepat. Strategi yang keempat terdapat Strategi Jigsaw, Pada pembelajaran ini dibuat sebuah kelompok kecil dan ditunjuk ketua setiap kelompok tersebut. Setiap ketua kelompok diberikan permasalahan yang berbeda tiap kelompok dan setelah itu permasalahan dibawa ke kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan masalah tersebut sebagai ahli. Strategi ini bertujuan agar siswa tidak tergantung kepada guru, sehingga siswa dapat mandiri, tanggung jawab dan rasa percaya diri terhadap tugas mereka. Didalam kelompok tersebut mereka mendalami materi yang telah diberikan, dan diakhir tiap kelompok ahli tersebut akan membacakan materi nya. Sehingga pembelajaran tersebut akan luas dan beragam karena tiap kelompoknya berbeda materi. Strategi terakhir adalah Kelompok Ahli, strategi ini tidak jauh beda dengan strategi Jigsaw. Strategi ini penyerdahanaan kelompok dan peran sebagai ahli yang menyampaikan keahlianya kepada kelompok lain, sehingga kelompok yang terbentuk bertugas sebagai kelompok ahli, setelah itu kelompok ahli membentuk kelompok sendiri yang bukan dari ahli yang sama sehingga mereka dapat memaparkan hasil diskusinya dengan ahli yang sama tadi. Strategi ini dapat mendekatkan siswa dalam satu kelas karena semua siswa terlibat dalam dua kelompok yang saling bekerjasama antarsiwa.
Pada hakikatnya strategi-strategi tidak ada baik atau buruk. Strategi tersebut bersifat netral, karena baik buruknya suatu strategi pembelajaran bergantung dari pengajar yang menerapkan. Jadi, dalam penerapan strategi kooperatif dalam pembelajaran menyimak harus ada kerja sama antara siswa dan pendidik karena untuk membantu siswa lebih bisa bersosial dengan satu sama lain yang bersifat kolaboratif oleh karena itu pendidik harus benar-benar bisa mengajarkan keterampilan berbahasa yaitu berbicara, membaca dan menulis agar siswa lebih mudah memahami pembelajaran ini.


Daftar Pustaka
Aminatul. Menyimak. [online]. Tersedia: digilib.ump.ac.id. Diakses tanggal 9 Maret 2014
Fitri. Pembelajaran Kooperatif. [online]. Tersedia: eprints.uny.ac.id. Diakses tanggal 9 Maret 2014
Tarigan, Djago.1991.Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta:     Universitas Terbuka.
Zahro,Azizatus dan Dwi Sulistyorini.2010.Strategi Kooperatif dalam pembelajaran menyimak.Malang: Asih Asah Asuh.
Zahro,Azizatus dan Dwi Sulistyorini.2011.Menyimak Beragam Wacana Lisan.Malang: Pustaka Kaiswaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar