Pembelajaran kooperatif dalam menyimak
Dalam
berbahasa terdapat keterampilan menyimak merupakan
faktor terpenting dalam proses pembelajaran, karena terdapat aktivitas lebih
dari sekedar mendengar atau mendengarkan, seperti menilai dan memahami makna yang terdapat pada bahan
simakan. Tarigan (1991:4) mengatakan bahwa Menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang
terkandung didalamnya. Menyimak dapat dikatakan sebagai sarana untuk memulai produksi
bahasa lisan. Akan tetapi, Rivers (dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:91)
menyatakan bahwa menyimak terletak pada satu level yang sama dengan tiga
keterampilan berbahasa lainnya (berbicara, membaca, dan menulis) dan keempatnya
saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu dari keempat kemampuan itu
harus diajarkan secara bersamaan agar kemampuan yang satu dengan yang lain
dapat menguat dan saling berkembang. Selain itu Zahro (2010:27) “menyimak
merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami sekitarnya,
dengan menginterprestasikan apa yang didengar dari suara disekitarnya”.
Sementara itu menurut Aminatul menyimak
tidak hanya mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan lambang-lambang lisan tetapi menyimak
juga menuntut seorang penyimak mendengarkan dengan pemahaman sehingga pesan
atau maksud yang akan di sampaikan oleh pembicara dapat ditangkap secara baik
dan benar. Dari pernyataan tersebut unsur pengetahuan kebahasaan dan unsur linguistik
sangat berpengaruh dalam menyimak. Zahro (2011:7) menyatakan unsur menyimak
berkaitan dengan permasalahan intonasi, fonetik, kosakata, struktur, kompetensi
komunikatif, dan kultur/budaya dalam berbicara. Permasalahan intonasi dan
fonetik disini berhubungan dengan bunyi segmental dan nonsegmental. Kosakata
disini meliputi pemahaman dalam menyimak harus diselaraskan dengan konteksnya.
Kompetensi komunikatif dalam menyimak sendri digunakan agar hasil simakan dapat
bersifat komunikatif dan berpengaruh terhadap konteksnya. Kultur budaya sendiri
memperhatikan tuturan budaya pada masyarakatnya sehingga merupakan unsur
penting dalam menyimak. Oleh karena itu,
keterampilan menyimak juga sangat berperan penting dalam memperlancar
komunikasi lisan karena akan
berhubungan dengan aspek berbahasa lainnya.
Dari
paparan di atas kita mengetahui bahwa aktifitas menyimak sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia dan dalam proses pembelajaran sehingga strategi
kooperatif dalam pembelajaran menyimak merupakan butir-butir penting dalam
strategi pembelajaran, termasuk pengajaran menyimak. Strategi belajar
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang dilandasi oleh kesadaran bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Kesadaran tersebut menumbuhkan pemikiran bahwa
keberhasilan pembelajaran menjadi tujuan semua peserta didik dengan segala
latar belakangnya. Strategi pembelajaran kooperatif, memungkinkan siswa yang
pandai untuk terus maju pesat tanpa meninggalkan siswa yang lain. Sesuai dengan
pernyataan Sanjaya (2009, dalam Zahro, 2010:10) “pembelajaran kooperatif
merupakan suatu pembelajaran yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial.
Menurut
Alwi (2001,dalam Zahro,2010:1) menyatakan bahwa “Strategi secara umum diartikan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.
Jadi, bisa dikatakan dalam konteks pembelajaran, sasaran khusus berarti
kemampuan menguasi pelajaran yang sedang dipelajari. Untuk mencapai sasaran
tersebut sumber daya meliputi guru, siswa, sarana prasarana, sumber belajar,
dan media harus dimanfaatkan.
Dalam pebelajaran kooperatif
dapat membantu siswa untuk saling berhubungan social antara siswa dengan siswa
bahkan bisa juga dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin
(1983, dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:4) “ bahwa belajar kooperatif dapat
membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk
menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership)”. Sementara itu menurut Fitri menyatakan
bahwa “Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan”.
Strategi
kooperatif sangat sesuai untuk diterapakan dalam pembelajaran menyimak yang
menuntut agar siswa mempunyai pengalaman sebanyak-banyaknya dalam menyimak.
Strategi kooperatif pembelajaran menyimak menurut Zahro dan Sulistyorini
(2010:35) terdapat lima strategi pembelajaran kooperatif, yang pertama adalah Strategi
belajar bersama, strategi ini dimulai dari pembagian siswa berkelompok.
Strategi ini mewajibkan siswa untuk bekerja sama dalam proses penyelesaian
tugas yang telah diberikan. Dalam proses ini guru akan sulit membedakan
kemampuan Antara setiap individu sehingga guru harus aktif memantau kinerja
setiap anggota kelompok. Untuk menanggulangi ketergantungan didalam kelompok,
dapat memberikan tugas yang berbeda pada setiap anggota kelompok, agar setiap
anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Akan tetapi, dalam penyelesaian
tugas semua anggota kelompok harus bekerja sama. Strategi belajar bersama
sangat baik untuk membangun kecerdasan sosial karena dalam setiap pembelajaran
setiap siswa diharuskan berinteraksi kepada temannya untuk menyelesaikan tugas
kelompok. Dalam Interaksi ini bertujuan agar siswa dapat memiliki kesadar
mengenai tugas itu adalah tanggungjawab bersama dalam kelompok. Contoh kegiatan
belajar bersama yaitu menyimak berita, keakuratan siswa dalam menyimak berita
dapat diukur dengan pemberian tugas berbeda-beda yang terkait dengan materi
yang disimak. Sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan mempunyai
tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas tersebut. Strategi kedua terdapat
Strategi Problem Posing. Problem posing
adalah kegiatan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, atau membuat
masalah. Chotimah dan Dwitasari ( 2009,dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:53) “ mengartikan
problem posing dengan pembentukan
soal”. Problem posing digunakan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi simakan. Dalam penggunaan
strategi ini siswa diharapkan membuat pertanyaan terhadap materi yang disimak,
sehingga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menyimaknya. Keharusan
dalam membuat dan menjawab pertanyaan akan membuat siswa menjadi termotivasi
dalam menyimak. Strategi ini bertujuan untuk membuat siswa lebih dapat berfikir
kritis dalam membangun sebuah pertanyaan sehingga guru pun mudah mengetahui
pemahaman siswa dalam menguasai materi berdasarkan pertanyaan tersebut. Ketiga
terdapat Strategi Student Teams
Achievement Divisional (STAD), STAD ini bertujuan agar siswa dapat
termotivasi dalam menguasai pembelajaran. Penjelasan ini didukung Slavin
(1996,dalam Zahro dan Sulistyorini,2010:68) menjelaskan bahwa “gagasan utama
strategi pembelajaran Student Teams
Achievement Divisional (STAD) adalah memotivasi siswa dalam menguasai
pembelajaran yang disampaikan oleh guru”. Siswa diharapkan saling membantu
dalam kelompok untuk mempelajari materi yang dipelajari, tetapi disisi lain
siswa dalam kelompok diharapkan memperoleh skor terbaik diantara skor anggota
kelompok yang lain. Dalam pembelajaran ini guru memberikan sebuah kuis yang
akan lebih memotivasi dan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukan
simakan dengan maksimal. Keharusan siswa menjawab kuis mendorong siswa agar
dalam memperhatikan materi dan memahami materi dengan serius secara individu
dan dalam kelompok tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang tepat. Strategi
yang keempat terdapat Strategi Jigsaw, Pada
pembelajaran ini dibuat sebuah kelompok kecil dan ditunjuk ketua setiap
kelompok tersebut. Setiap ketua kelompok diberikan permasalahan yang berbeda
tiap kelompok dan setelah itu permasalahan dibawa ke kelompoknya masing-masing
untuk menyelesaikan masalah tersebut sebagai ahli. Strategi ini bertujuan agar
siswa tidak tergantung kepada guru, sehingga siswa dapat mandiri, tanggung
jawab dan rasa percaya diri terhadap tugas mereka. Didalam kelompok tersebut
mereka mendalami materi yang telah diberikan, dan diakhir tiap kelompok ahli
tersebut akan membacakan materi nya. Sehingga pembelajaran tersebut akan luas
dan beragam karena tiap kelompoknya berbeda materi. Strategi terakhir adalah
Kelompok Ahli, strategi ini tidak jauh beda dengan strategi Jigsaw. Strategi
ini penyerdahanaan kelompok dan peran sebagai ahli yang menyampaikan keahlianya
kepada kelompok lain, sehingga kelompok yang terbentuk bertugas sebagai
kelompok ahli, setelah itu kelompok ahli membentuk kelompok sendiri yang bukan
dari ahli yang sama sehingga mereka dapat memaparkan hasil diskusinya dengan
ahli yang sama tadi. Strategi ini dapat mendekatkan siswa dalam satu kelas
karena semua siswa terlibat dalam dua kelompok yang saling bekerjasama
antarsiwa.
Pada hakikatnya strategi-strategi tidak ada baik atau buruk. Strategi
tersebut bersifat netral, karena baik buruknya suatu strategi pembelajaran bergantung dari pengajar yang menerapkan. Jadi,
dalam penerapan strategi kooperatif dalam pembelajaran menyimak harus ada kerja
sama antara siswa dan pendidik karena untuk membantu siswa lebih bisa bersosial
dengan satu sama lain yang bersifat kolaboratif oleh karena itu pendidik harus
benar-benar bisa mengajarkan keterampilan berbahasa yaitu berbicara, membaca
dan menulis agar siswa lebih mudah memahami pembelajaran ini.
Daftar Pustaka
Aminatul. Menyimak. [online].
Tersedia: digilib.ump.ac.id. Diakses tanggal 9 Maret 2014
Fitri. Pembelajaran Kooperatif. [online].
Tersedia: eprints.uny.ac.id. Diakses tanggal 9 Maret 2014
Tarigan, Djago.1991.Materi Pokok
Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zahro,Azizatus dan Dwi Sulistyorini.2010.Strategi Kooperatif dalam pembelajaran
menyimak.Malang: Asih Asah Asuh.
Zahro,Azizatus dan Dwi Sulistyorini.2011.Menyimak Beragam Wacana Lisan.Malang:
Pustaka Kaiswaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar